
Al Ustadz Fina Ni’amul Mahbub, M.Pd dalam kegiatan ngabuburit ramadhan di pondok pesantren Darul Amanah Bedono menyampaikan kajian kitab Kasyifatus Saja. Beberapa pembahasan terkemas secara detail dan menarik hingga menambah kesan tersendiri bagi pendengarnya. Dalam kajian tersebut Al ustadz fina ni’amul mahbub, M.Pd menyampaiakan kefardhuan dhohir dan batin dari kalimat Laa Illaha Illallah. Beliau menyampaiakan Sebagian ulama berkata, “Sesungguhnya kalimah ‘االله إلا إله لا ‘terdiri dari 12 huruf. Berdasarkan jumlah huruf-hurufnya, terdapat 12 kefardhuan. 6 kefardhuan adalah kefardhuan dzohir dan 6 sisanya adalah kefardhuan batin. Adapun 6 kefardhuan dzohir adalah thoharoh, sholat, zakat, puasa, haji, dan jihad. Sedangkan 6 kefardhuan batin adalah tawakkal, tafwidh, sabar, ridho, zuhud, dan taubat.” Pada kesempatan kali ini Al ustadz fina ni’amul mahbub, M.Pd menyampaiakan 1 kefardhuan batin yaitu tawakal.
Makna Tawakkal
Penjelasan dalam kitab Kasyifatus Saja yang merupakan syarah dari kitab safinatunnajah
وقوله التوكل هو ثقة القلب بالوكيل الحق تعالى بحيث يسكن عن الاضطراب عند تعذر الأسباب ثقة بمسبب الأسباب
Perkataan sebagian ulama di atas yang berbunyi ‘tawakal’ berarti rasa hati mempercayai Wakil. Wakil yaitu Allah ta’ala, sekiranya hati merasa tenang-tenang saja dan tidak goyah ketika mengalami kesulitan asbab. (Semua jenis perantara untuk menghasilkan tujuan, seperti; bekerja sebagai perantara untuk mendapatkan rizki, belajar sebagai perantara untuk menghasilkan ilmu, dll.) Karena hati percaya kepada Yang Menciptakan asbab itu.
وعن أويس القرني أنه قال لو عبدت االله عبادة أهل السموات والأرض لا يقبل االله منك حتى تكون آمناً بما تكفل االله من أمر رزقك وترى جسدك فارغاً لعبادته قال تعالى فتوكلوا إن كنتم مؤمني
Riwayat dari Uwais al-Qorni bahwa ia berkata, “Andaikan kamu beribadah kepada Allah dengan bentuk ibadah seperti yang dilakukan penduduk langit dan bumi maka Dia tidak akan menerima ibadahmu itu sampai kamu benar-benar merasa tenang dan nyaman atas segala sesuatu yang Dia tanggung untukmu, seperti; urusan rizkimu, dan kamu melihat dan meyakini bahwa jasadmu hanyalah diperuntukkan beribadah kepada-Nya. Dia berfirman, ‘Bertawakkalah kalian jika kalian adalah orang-orang yang Mukmin
Hadits Tawakkal
وقال صلى االله عليه وسلّم لو توكلتم على االله حق توكله لرزقكم كما يرزق الطير تغدو خماصاً أي تذهب بكرة وهي جياع وتروح بطاناً أي وترجع عشية وهي ممتلئة الأجواف فذكر أ ا تغدو وتروح في طلب الرزق والمعنى لو اعتمدتم على االله في ذهابكم ومجيئكم وتصرفكم وعلمتم أن الخير بيده لم تنصرفوا إلا غانمين سالمين ولأغناكم التوكل على االله عن الادخار كالطير لكنكم اعتمدتم على قوتكم وكسبكم وهذا ينافي التوكل
Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallama bersabda, “Apabila kalian ber-tawakal kepada Allah dengan sebenar-benarnya tawakal maka Dia akan memberi kalian rizki sebagaimana Dia memberi rizki kepada burung yang pagi hari pergi dalam keadaan lapar dan kembali pada sore hari dalam keadaan kenyang.” Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallama menyebutkan bahwa burung itu pergi pada pagi hari dan merasa nyaman dalam mencari rizki. Maksud sabda beliau shollallahu ‘alaihi wa sallama tersebut adalah bahwa jika kalian berpegang teguh kepada Allah saat pergi (mencari rizki), saat pulang (dari bekerja mencari rizki), dan saat menggunakan (rizki), serta kalian mengetahui bahwa segala kebaikan berada dalam kekuasaan-Nya maka tidaklah kalian pulang kecuali sebagai orang-orang yang mendapat keuntungan dan yang selamat. Sesungguhnya perkara yang lebih mencukupi bagi kalian adalah tawakkal kepada Allah daripada menyimpan atau menabung, seperti burung itu, tetapi kalian malahan berpegang teguh pada kekuatan dan pekerjaan kalian. Ini meniadakan ketawakkalan kepada Allah.
وروي عن بعض العلماء أن أشد الخلق توكلا الطير وطمعاً النمل
berdasarkan Riwayat dari sebagian ulama menyatakan bahwa makhluk yang paling besar tawakal nya adalah burung. Makhluk yang paling besar tamaknya adalah semut.
kisah Imam Ahmad dalam suatu Hadits
وليس المراد بالتوكل ترك الكسب بالكلية وسئل الإمام أحمد رضي االله عنه عن رجل جلس في بيته أو في المسجد وقال لا أعمل شيئاً حتى يأتيني رزقي فقال هذا رجل جهل العلم فقد قال صلى االله عليه وسلّم ان االله جعل رزقي تحت ظل رمحي أي الرمح سبب لتحصيل الرزق ومراده أن معظم الرزق كان من الغنائم وإلا فقد كان يأكل من جهات أخرى غير الرمح ذكره السحيمي
Yang dimaksud dengan tawakkal bukan berarti tidak bekerja sama sekali. Imam Ahmad radhiyallahu ‘anhu ditanya tentang seorang laki-laki yang duduk di rumahnya atau di masjid dan berkata, “Aku tidak akan melakukan aktifitas apapun sampai rizkiku telah mendatangiku dulu.” Imam Ahmad menjawab, “Laki-laki itu adalah orang yang bodoh tentang ilmu karena sesungguhnya Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallama telah bersabda, ‘Sesungguhnya Allah telah menjadikan rizkiku di bawah bayangan tombakku.’ (Maksudnya, tombak adalah sebab atau perantara menghasilkan rizkiku).” Suhaimi berkata, “Maksud hadis di atas adalah bahwa sebagian besar rizki Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallama berasal dari jarahan-jarahan perang. Jika tidak demikian maka beliau makan atau mendapat rizki dengan cara yang lain.”