Pimpinan Pondok Pesantren Darul Amanah Bedono, Ahmad Mustafidin, M.Pd, adalah seorang putra dari pasangan Bapak Kiai Muslihin bin Abdul Qohar dan Ibu Jariyah binti Mahroji. Lahir di dusun Kalidamar, Desa Damarjati, Rt 05 Rw 01, Sukorejo, Kendal, pada 22 Februari sebagai putra kedua dari 10 bersaudara.
Riwayat Pendidikan Pimpinan Pesantren
Memulai pendidikan dari SD Damarjati, beliau kemudian melanjutkan perjalanan belajarnya di Pondok Pesantren Darul Amanah sejak tahun 1993. Genap enam tahun di sana, beliau telah menyelesaikan pendidikan padda jenjang MTs dan MA. Sempat memiliki keinginan untuk melanjutkan kuliah di LIPIA Jakarta, harapannya harus pupus. Akhirnya, Mustafidin muda kemudian melanjutkan pendidikan di Pondok Pesantren Darunnajah Cipining-Bogor. Di sana, Beliau memfokuskan diri untuk menghafalkan Al-Qur’an
Satu tahun berselang, tepatnya pada tahun 2000, Bapak Mustafidin kemudian pindah ke Semarang. Tinggal di Taman Bringin Indah, RT 04 RW 06, Kelurahan Briingin Kecamatan Ngaliyan, Semarang, Beliau lalu masuk sebagai mahasiswa Fakultas Management dan Pendidikan Islam Universitas Islam Negeri (UIN) Semarang Walisongo – Kala itu masih berstatus Institut Agama Islam (IAIN).
Tergolong sebagai mahasiswa cerdas, pendidikan Strata 1 (S1) nya bisa diselesaikan hanya dalam kurun waktu 7 semester. Sebuah pencapaian yang cukup luar biasa.
Tahun 2006, Kiai Mustafidin mendapat kesempatan melanjutkan pendidikan Strata-2 nya melalui jalur beasiswa dari Kementrian Agama Republik Indonesia. Pada jenjang ini, beliau mengambil prodi PAI di IAIN Walisongo Semarang (sekarang UIN Walisongo). Dan sekali lagi, beliau menyelesaikan pendidikannya tepat waktu. Yakni dua tahun, dan lulus pada tahun 2008.
Sebagai salah seorang yang memiliki semangat belajar yang tinggi, Bapak Pimpinan kini tengah melanjutkan pendidikannya pada jenjang S3 di Universitas Wahid Hasyim, Semarang. Melalui hal tersebut, ia menunjukkan bahwa, belajar bukanlah sebuah perkara yang bisa terhenti oleh apapun. Proses belajar harus terus berlangsung. Sebagaimana sebuah maqalah yang sering kita dengar bahwa : اطلب العلم من المهد الى اللهد “Carilah ilmu dari dalam buaian sampai liang lahad”. Semangat belajar seperti inilah yang harus kita tiru.
Masa Pengabdian di Dunia Pendidikan
Usai menyelesaikan pendidikan Strata-1 nya, pada kurun waktu 2004-2006, Ahmad Mustafidin kemudian mengabdikan diri di Pondok Pesantren Darul Ulum Wates, Semarang. Sembari mengabdi, ia juga mengikuti tes seleksi beasiswa S2 dari Kementrian Agama Republik Indonesia secara nasional di Yogyakarta. Dengan kecerdasan yang ia miliki, Mustafidin pun diterima di Prodi PAI IAIN Walisongo (sekarang UIN).
Tepat dua tahun, yakni tahun 2008, ia lulus sebagai Magister. Selepas itu, ia kembali mengabdikan dirinya di dunia pendidikan dengan ikut mengajar di MI dan MTs Darul Ulum, Semarang. Bahkan, karena keuletan dan loyalitas yang ia miliki, pada tahun 2010, dirinya diangkat sebagai kepala sekolah sekaligus menjabat sebagai sekretaris yayasan Darul Ulum. Pada tahun berikutnya, beliau terjun di bidang penelitian dan perkembangan di MTs Darul Ulum, dan sudah diverivikasikan pada tahun 2011-2014. Namun, SK tersebuut tidak dambil. Beliau lebih memilih menjadi guru ekstrakulikuler dan menjadi ketua tim pengembang MI Unggulan. Hingga kini.
Saat ini, Bapak Mustafidin juga terdaftar sebagai dosen tetap Sekolah Tinggi Agama Islam Walisembilan (SETIA WS) Semarang.
Perjalanan Organisasi
Dalam perjalanan keorganisasian, Kiai Mustafidin pernah menjabat sebagai Sekretaris Lembaga Pendidikan Ma’arif Nahdlatul Ulama’ (LP Ma’arif NU). Di mana beliau juga terpilih sebagai ketua Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (PERGUNU) Kota Semarang.
Namun, setelah menjadi pengurus Yayasan Darul amanah, Kiai Mustafidin memilih untuk mengundurkan diri secara resmi, dan ingin berfokus dalam pengembangan yayasan. Saat ini, di luar yayasan, ia masih aktif sebagai sekretaris Komunikasi Diniyah Al Islamiyah.
Tercatat sejak tanggal 2 Januari 2021 lalu, beliau pindah dari hiruk pikuk Kota Semarang, ke dusun Wawar Lor, Kelurahan Bedono, Kecamatan Jambu, Kabupaten Semarang. Di desa tersebutlah, akhirnya, beliau mendirikan Pondok Pesantren Darul Amanah. Sebuah cita-cita yang telah tertuliskan dalam agenda harapan sejak belia.
Kini, bersama sang Istri, Nyai Riva Nur Hanifah, beserta pengurus yayasan dan dukungan warga sekitar, Kiai Mustafidin berjuang untuk terus membangun dan mengembangkan Pondok Pesantren Darul Amanah Bedono menjadi Pesantren yang maju.